This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 12 Desember 2016

Api Tauhid







BUKU API TAUHID
Buku Api Tauhid karya Kang Abik ini baru saja terbit. Responnya luar biasa. Banyak yang sudah mencari sedari dulu. Tidak mengherankan memang, beliau sudah terkenal dengan karyanya yag selalu melejit. Pesan yang selalu disampaikan selalu menyerap dalam hati. Semoga saja pesan di novel ini dapat tersampaikan. Karena novel ini adalah novel sejarah, bukan novel cinta, yang terkesan ‘berat’.
==============================
Baik, ini dia sinopsis dari Buku Api Tauhid karya Habiburrahman El-SHirazy…
Novel Api Tauhid ini adalah novel roman dan sejarah. Novel roman yang bercerita seputar perjuangan anak muda asal Lumajang, Jawa Timur, yang bernama Fahmi. Ia dan beberapa rekannya seperti Ali, Hamza, dan Subki, menuntut ilmu di Universitas Islam Madinah.
Dalam perjalanannya, Fahmi harus menghadapi situasi yang cukup pelik, dalam urusan rumah tangga. Fahmi pun galau. Semua persoalan yang dialaminya itu, tak pernah ia ungkapkan dengan teman-temannya.
Kegalauannya itu ia tumpahkan dengan cara beri’tikaf di Masjid Nabawi, Madinah, selama 40 hari untuk mengkhatamkan hafalan Al-Qur`an sebanyak 40 kali. Sayangnya, upayanya itu hanya mampu dijalani selama 12 hari. Memasuki hari-hari berikutnya, Fahmi pingsan. Ia tak sadarkan diri, hingga harus dibawa ke rumah sakit.
Sahabat-sahabatnya khawatir dengan kondisinya yang pemurung dan tidak seceria dulu. Hamza, temannya yang berasal dari Turki, mengajak Fahmi untuk berlibur ke Turki. Hamza berharap, Fahmi bisa melupakan masa-masa galaunya selama di Turki nanti.
Untuk itulah, Hamza mengajak Fahmi menelusuri jejak perjuangan Said Nursi, seorang ulama besar asal Desa Nurs. Ulama terkemuka ini, dikenal memiliki reputasi yang mengagumkan.
Syaikh Said Nursi, sudah mampu menghafal 80 kitab karya ulama klasik pada saat usianya baru menginjak 15 tahun. Tak hanya itu, Said Nursi hanya membutuhkan waktu dua hari untuk menghafal Al-Qur`an. Sungguh mengagumkan. Karena kemampuannya itu, sang guru, Muhammed Emin Efendi memberinya julukan ‘Badiuzzaman’ (Keajaiban Zaman).
Keistimewaan Said Nursi, membuat iri teman-teman dan saudaranya. Ia pun dimusuhi. Namun, Said Nursi pantang menyerah. Semua diladeni dengan berani dan lapang dada. Tak cuma itu, rekan-rekan dan saudara-saudaranya yang iri dan cemburu akan kemampuannya, para ulama besar pun merasa terancam. Keberadaan Said Nursi membuat umat berpaling. Mereka mengidolakan Said Nursi.
Pemerintah Turki pun merasa khawatir. Sebab, Said Nursi selalu mampu menghadapi tantangan dari orang-orang yang memusuhinya. Ia selalu mengalahkan mereka dalam berdebat.
Tak kurang akal, pejabat pemerintah pun diam-diam berusaha menyingkirkannya. Baik dengan cara mengusirnya ke daerah terpencil, maupun memenjarakannya. Ia pun harus berhadapan dengan Sultan Hamid II hingga Mustafa Kemal Attaturk, pada masa awal Perang Dunia I.
Selama 25 tahun berada di penjara, Said Nursi bukannya bersedih, ia malah bangga. Karena disitulah, ia menemukan cahaya abadi ilahi. Ia menemukan Api Tauhid. Dan melalui pengajian-pengajian yang diajarkannya, baik di masjid maupun di penjara, murid-muridnya selalu menyebarluaskannya kepada khalayak. Baik dengan cara menulis ulang pesan-pesan Said Nursi, maupun memperbanyak risalah dakwahnya. Murid-muridnya berhasil merangkum pesan dakwah Said Nursi itu dengan judul Risalah Nur. Murid-muridnya tidak ingin, Api Tauhid yang dikobarkan Said Nursi berakhir.
*****
Bagaimana dengan Fahmi? Perjalanan ke Turki membawa Fahmi berkenalan dengan gadis setempat, Emel, adik Hamza, dan Aysel, saudara sepupu Hamza. Kemampuan Fahmi dalam menyikapi segala sesuatu, membuat Aysel jatuh hati. Aysel menyatakan cintanya pada Fahmi.
Bagaimana dengan Emel? Lalu bagaimana kisah cinta Fahmi dengan Nuzula? Semuanya ada dalam buku Api Tauhid, karya Habiburrahman El-Shirazy, novelis nomor satu di Indonesia, ini.
*****
Buku ini sangat layak dimiliki, baik bagi penggemar novel, penggemar dan pemerhati sejarah, pemerhati Timur Tengah, akademisi, mahasiswa, maupun peminat studi tentang Turki. Dalam novel sarat makna ini, tidak hanya satu cerita yang disuguhkan, tapi dua: kisah percintaan Fahmi, dan sosok teladan dari Syaikh Said Nursi.
===========================================
Dan sekarang resensi dari Buku Api Tauhid yang diresensi oleh https://nurbaitihikaru.wordpress.com
‘Berat’, itu kesan pertama saya demi menimang karya terbaru dari senior saya, Habiburahman El-Shirazy atau yang biasa disapa Kang Abik.
Bagaimana tidak, novel setebal 573 halaman ini adalah novel biografi seorang tokoh ulama besar asal Turki, Said Nursi Badiuzzaman. Seorang jenius yang hapal sekitar 80 kitab di usia belasan tahun. Sebuah novel sejarah yang mengisahkan perjuangan Said Nursi, dengan berbagai peristiwa di balik runtuhnya khilafah terakhir Turki Utsmani, yang mengubah wajah sejarah dan peta politik dunia hingga kini.
Sesungguhnya saya bukan pecinta sejarah. Tapi untungnya saya termasuk penikmat cerita. Sejauh ini, ada dua buku tebal tentang sejarah yang saya nikmati, ‘Karateristik Peri Hidup 60 Sahabat Rasulullah’ karya Khalid Muhammad dan ‘Karateristik Peri Hidup Khalifah Rasulullah’ dari penulis yang sama. Seingat saya buku-buku tersebut tebalnya sekitar 700 halaman, dan saya baca ketika SD, semata-mata karena kesukaan saya pada cerita. Khalid Muhammad Khald berhasil menghidupkan kembali sejarah lewat kedua buku tersebut, dan menurut saya, penulis seperti itu tidak banyak.
Setelah karya Khalid Muhammad Khalid, bisa dibilang buku-buku sejarah lainnya tidak saya baca hingga selesai. Kalaupun tamat, butuh waktu berminggu-minggu dan paksaan keras dari diri saya untuk melahapnya. Beberapa buku bahkan saya ‘curangi’ dengan hanya membacanya secara cepat dan mengambil intisari peristiwanya saja.
Karena itu, mungkin bisa dimaklumi ketika buku ‘Api Tauhid’ baru benar-benar saya baca setelah dua bulan saya simpan dalam rak koleksi. Penyebab pertama, 2 bulan terakhir saya sangat sibuk, dan yang kedua, saya sudah kehabisan bacaan.
Namun begitu, tak disangka, ternyata saya berhasil membaca setengah buku ini hanya dalam waktu beberapa jam saja. Jika saja tak ingat bahwa saya harus meeting dan agenda esok hari saya cukup padat, mungkin saya akan langsung menamatkannya hingga subuh dan tidak memaksakan diri untuk tidur pada pukul 2 dini hari.
Saya yang hanya tahu tokoh-tokoh islam terbatas pada para ilmuwan seperti Ibnu Sina atau Al-Farabi serta penjelajah seperti Ibnu Batutah yang mengelilingi dunia jauh lebih hebat dibanding Marcopolo, mendadak tertarik pada kisah luar biasa yang sebelumnya tidak saya kenal, Said Nursi Badiuzzaman.
Membaca kisah Said Nursi, seolah-olah mengisi lembar-lembar kosong penggalan pengetahuan sejarah saya yang sangat terbatas. Jika anda membaca kisah peri hidup khalifah Rasulullah yang saya sebutkan di atas, ada satu orang yang tidak termasuk khulafaur rasyidin namun dimasukkan dalam buku tersebut menjadi khalifah ke 5. Dialah Umar bin Abdul Aziz, cucu dari khalifah Umar bin Khattab RA.
Setelah era Umar bin Abdul Aziz, selama berabad-abad kemudian kita tahu bahwa kekhalifahan kemudian berpindah dari suatu dinasti ke dinasti lain. Umayah, Abasiyah, dst hingga pada akhirnya runtuh untuk selama-lamanya. Buku Api Tauhid, mengisi kekosongan pengetahuan tersebut.
Saya tahu sedikit sejarah Palestina, sejarah dunia versi islam, dan tentu sejarah ‘versi umum’ yang pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Dalam sejarah ‘versi umum’ yang kita tahu, Mustafa Kemal At-tartuk adalah pahlawan yang dielu-elukan karena berhasil membawa Turki ke arah yang lebih ‘modern’, -nama lain untuk sekuler- Dalam buku ini, kita bisa tahu lebih dalam, bagaimana permainan politik At-tartuk yang turut berperan dalam kejatuhan Khalifah dan berusaha memusnahkan sendi-sendi islam dalam berbagai aturan yang tidak populer dalam masa pemerintahannya.
Kara Mustafa Pasha adalah penjahat perang yang fotonya terpajang di Wina, Austria. Anda mungkin ingat salah satu frame dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa 1, saat Aisye dibully oleh temannya karena beragama islam dan berasal dari Turki. Juga saat di museum, Fatma menangis karena kebencian dan penyesalannya terhadap Kara Mustafa Pasha yang ternyata adalah kakek buyutnya.
Dalam buku Api Tauhid, kita akan menemukan satu kejadian saat Said Nursi berusaha mengingatkan Kara Mustafa Pasha agar bertobat. Bagaimana Said Nursi dengan berani menentang kesewenang-wenangan Pasha, dan memperkirakan akhir hidupnya akan seperti apa. Sebuah ramalan yang kelak terbukti tidak hanya pada akhir hidup Pasha, tapi juga akhir hidup Nursi dan sahabatnya sendiri. Turki pada masa itu memang tengah bergolak. Banyak terjadi penyelewengan termasuk yang dilakukan oleh pemerintah Turki Utsmani yang semakin jauh dari islam..
Kisah kejujuran orang tua Said Nursi mengingatkan saya tentang kisah orang tua Imam Syafi’i. Sejarah pencaplokan Palestina lewat berbagai rekayasa politik, situasi perang dunia 1, runtuhnya khilafah, sejarah panjang islam di Turki hingga karya-karya yang ditulis Said Nursi, diceritakan pula dalam novel ini. Gagasan-gagasannya terhadap dunia pendidikan yang menggabungkan ilmu islam dan sains, pemikirannya terhadap politik dan tentunya kejeniusannya yang membuat kagum
Membaca Api Tauhid, seolah kita turut merasakan kembali kegetiran serta keresahan seorang Said muda. Membuat saya pribadi mengira-ngira situasi dunia saat itu. Tahun-tahun sebelum kejatuhan khilafah saat Indonesia masih dalam kungkungan penjajah.
Lewat novel ini, Kang Abik seolah mengajak kita melakukan rihlah, napak tilas seorang ulama besar lewat penceritaan tokoh-tokohnya. Seakan kita sendiri diajak berkeliling Turki, merasakan bekunya udara saat musim dingin, pahitnya kopi khas Turki, serta mengunjungi tempat-tempat selain tujuan wisata yang telah dikenal selama ini. Memberi kita alternatif  baru untuk bertandang, lengkap dengan makanan dan hotel-hotel yang disinggahi.
Berbalut cerita cinta antara Fahmi dan Nuzula, Kang Abik menyajikan cerita dalam cerita. Dengan Hamza sebagai pemandunya dan tokoh Fahmi untuk mewakili pembaca yang awam terhadap Said Nursi.
Kalaulah ada hal yang sedikit mengganggu, di awal-awal bab, ada penceritaan Fahmi yang memakai kata ‘Aku’ namun berubah menjadi ‘Saya’ dalam konteks kalimat yang agak rancu.
Kisah cinta Fahmi-Nuzula pun bisa dibilang sangat singkat, seakan-akan hanya pemanis yang diceritakan sambil lalu hingga agak berkesan tempelan. Meski tentu bisa dipahami, bahwa kisah Said Nursi-lah yang menjadi inti ceritanya. Kisah hidup beliau sudah merupakan cerita lengkap dengan berbagai konflik yang nyata.
Penggambaran setting Turki cukup detail, bahkan bisa menjadi rujukan destinasi pilihan. Sedangkan setting tanah Jawa, pesantren -khas Kang Abik- mengingatkan saya dengan karya-karya Ahmad Tohari yang juga cukup sering mengambil setting kehidupan pesantren di Jawa. Karya kedua penulis ini layak disandingkan dalam jagad sastra Indonesia.
Api Tauhid memang agak berbeda dari karya-karya Kang Abik lainnya. Namun spirit kisah di dalamnya, niscaya akan mampu memberi inspirasi baru bagi pembaca.
Sebuah bacaan yang layak direkomendasikan.


Rabu, 30 November 2016

Thoriqoh Syadziliyah Al Mas'udiyah




THORIQOH SYADZILIYAH AL MAS’UDIYAH – JOMBANG
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu thoriqoh dan silsilahnya sampai menuju ALLAH SWT.
    Thoriqoh dalam artian berarti jalan, jalan untuk menuju sang maha pencipta semesta alam yaitu ALLAH SWT. Thoriqoh mengajarkan cara untuk menuju kepada jalan yang haq, inti dari sebuah ajaran thoriqoh ialah tawadlu’, disini tawadlu diartikan sebagai taat kepada sang mursyid (guru) dalam artian apapun.
    Semua inti ajaran dari thoriqoh hanya bisa didapat sang murid dari gurunya saja. Syekh KH.M.Qoyyim Ya’cub ngendikan bahwa tiada guna murid belajar kepada gurunya tanpa didasari dengan tawadlu’ terhadap sang mursyid. Hal ini menyatakan bahwa tawadlu’ kepada mursyid sangatlah penting dalam pengembaraan murid mencari al haq.
Berikut adalah silsilah Thoriqoh Syadziliyah Al Mas’udiyah – Jombang:
ALLAH SWT.
Jibril AS.
1.Nabi Muhammad SAW.
2.Sayyidina Ali Bin Abu Tholib Karromallohu wajha
3.Sayydinina Hasan bin Ali RA.
4.Hadrotus syekh Muhammad Jabir RA.
5.Hadratus syekh Muhammad Al-Ghazwani RA.
6. Hadratus syekh Muhammad Fathu Al- Su’ud RA.
7. Hadratus syekh Sa’ad RA
8. Hadratus syekh Sa’id RA..
9. Hadratus syekh Abul Qosim ahmad al-marwani RA.
10. Hadratus syekh Abu Sa’ad ibrohim al-bashri RA.
11. Hadratus syekh Zainuddin RA.
12. Hadratus syekh Syamsuddin RA.
13. Hadratus syekh Tajuddin RA.
14. Hadratus syekh Nuruddin RA.
15. Hadratus syekh Syasuddin RA.
16. Hadratus syekh Taqiyuddin RA.
17. Hadratus syekh Abduurohman al-madani al-maghribi RA.
18. Hadratus syekh Abdul salam bin al-masyisyi RA.
19. Hadratus syekh Abul hasan ali asy-syadzily RA.
20. Hadratus syekh Abbas al-mursi RA.
21. Hadratus syekh Abu al-fattah al-maidumi RA.
22. Hadratus syekh Taqiyuddin al-wasithi RA.
23. Hadratus syekh Al-hafidz al-qolqoshandari RA.
24. Hadratus syekh Nur al-qorofi RA.
25. Hadratus syekh Al-ajhuri RA.
26. Hadratus syekh Muhammad al-zarqoni RA.
27. Hadratus syekh Muhammad bin qosim al-sakandari RA.
28. Hadratus syekh Yusuf dhahiri RA.
29. Hadratus syekh Muhammad bahmiti RA.
30. Hadratus syekh Ahmad minnatulloh al-zuhri RA.
31. Hadratus syekh Ali bin thohir al-madani RA.
32. Hadratus syekh Sholih al-mufti al-hanafi RA.
33. Hadratus syekh Ahmad nahrowi al-makki RA.
34. Hadratus syekh Muhammad ilyas RA.
35. Hadratus syekh Abdul hamid al-bantani RA.
36. Hadratus syekh Abdul halim al-bantani RA.
37. Hadratus syekh Muhammad dimyati al-bantani RA.
38. Hadratus syekh Mas’ud bin thoha RA.
39. Hadratus syekh Abah muhammad qoyyim ya’cub RA – Jombang.

          Hanya itu yang bisa saya berikan, semoga bermanfaat, kurang lebihnya minta ma’af.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.





Senin, 21 November 2016

PEMBUKAAN

 PEMBUKAAN

 Assalaamu'alaikum Wr.Wb.
Pada blog yang saya buat ini admin bertujuan untuk megajarkan sedikit tentang suatu ilmu yang saya peroleh dari sang mursyid (guru) admin, atau yang biasa disebut sebagai ilmu thoriqoh. selengkapnya insya allah akan admin post secepatnya, karena admin juga mau ada UAS .
Kurang lebihnya admin minta ma'af,
Wassalaamu'alaikum Wr Wb.